Monday 31 January 2011

kiat praktis menghafal qur'an

عَنْ أَنَسٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ لِلَّهِ عَزَّ وَجَلَّ أَهْلِينَ مِنْ النَّاسِ قَالَ قِيلَ مَنْ هُمْ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ أَهْلُ الْقُرْآنِ هُمْ أَهْلُ اللَّهِ وَخَاصَّتُهُ (رواه أحمد وابن ماجه)
Dari Anas ra : Rasulullah saw bersabda: sesungguhnya Allah memiliki keluarga dari manusia. Sahabat bertanya : ya Rasulallah siapakah mereka? Rasulullah menjawab : ahlul qur’an, mereka adalah keluarga allah dan orang-orang spesialnya (HR. Ahmad dan Ibnu Majah)


20 KIAT PRAKTIS MENGHAFAL AL QUR’AN
Oleh : Arham bin Ahmad Yasin

1-Niat Ikhlash (QS. 98;5), dan memahami keutamaan menghafal Al Qur’an.. Keikhlasan akan memunculkan semangat dan ketahanan seorang muslim dalam menjalankan setiap perintah Allah dengan maksimal.
2-Sungguh-sungguh/mujahadah & memiliki tekad (kemauan) yang kuat
(QS.29;6&69)
3-Sabar dan istiqomah (QS.47:31, 3;142, 46;13)
4-Yakin bahwa menghafal Al Qur’an adalah mudah ( QS. 54;15/22/32/40),
5-Memperhatikan ada-adab membaca Al Qur’an (Membaca dengan tadabbur (berusaha memahami isinya) dan khusu’, Membaguskan bacaan (bacaan yang ideal dan sesuai tajwid), Menjaga kesucian dan kebersihan, dll)
6-Setiap hari harus ada waktu wajib khusus Al Qur’an. Dan konsisten terhadap waktu yang sudah kita tetapkan. Jika terpaksa dilanggar, maka maktu yang dilanggar harus dihitung hutang. Jika belajar atau menghafal Al Qur’an dengan prinsip “kalau sempat”, maka dijamin tidak akan berhasil.
7-Menetapkan target secara eksak sesuai kampuan maksimal masing-masing yang memungkinkan untuk dicapai, baik dari segi jumlah yang mau dihafal maupun batas waktunya (harian, mingguan, bulanan, atau tahunan).misal : dalam waktu sekian harus dapat sekian (kalau perlu ditulis). Target tidak boleh abstrak ( misal : secukupnya, sedapatnya, seselesai-selesainya, sebanyak-banyaknya, sekena-kenanya, sesempatnya, dsb)
8-Menghafal persurat atau perhalaman. Jika langsung per-ayat, umumnya akan mengalami kesulitan saat menyambung antar ayat.
9-Halaman/surat yang hendak dihafal, dibaca berulang-ulang sampai akrab dan memiliki gambaran utuh dengan halaman/surat tersebut, dengan konsentrasi penuh dan pandangan fokus. Jangan sampai teralihkan pada pikiran dan pandangan yang lain.
10-Membaca dengan tartil & Tidak tergesa-gesa (QS.73;4, 75;16, 20;114). Membaca dengan cepat (tergesa-gesa) akan menjadikan hafalan mudah kacau.
11-Dengan suara yang lantang dan berusaha membaca dengan suara yang terbaik, karena akan lebih berkesan dan membekas di pikiran. Menghafal dengan suara yang pelan akan sulit memastikan benarnya bacaan, dan akan muncul keraguan saat dibaca dengan keras.
12- Setelah melakukan proses pada poin ke-9, 10, dan 11, baru kemudian menghafal satu ayat sampai lancar, kemudian lanjut ke ayat berikutnya. Kemudian diulang dari awal, lanjut lagi ke ayat berikutnya, dan seterusnya hingga selesai satu surat atau satu halaman yang menjadi target. (Tetap dengan tartil dan suara lantang. Walaupun sudah hafal, tidak boleh semakin cepat )
13- Mengulang surat atau hafalan yang baru dihafal minimal sepuluh kali dihari tersebut. Pastikan yang baru dihafal dipagi hari, sore masih hafal, atau sebaliknya.
14-Talaqqi dan memperdengarkan hafalannya kepada orang yang menguasai ilmu tajwid (QS.75;18), lebih utama jika orang tersebut juga hafal.
15-Banyak mengulang (muroja’ah) hafalan, dan tidak menambah hafalan baru sampai hafalan yang lama kuat. Rasulullah saw bersbada :´Jagalah Al Qur’an ini, demi Dzat yang jiwa Muhammad ada di tanganNya, sengguh ia(hafalan Qur’an) lebih cepat lepasnya dari unta yang ditambatkan” (Muttafaqun ‘Alaih)
16-Menggunakan satu mushaf yang standart (mushhaf ‘Utsmani), karena saat menghafal, secara otomatis mata dan pikiran akan merekam letak ayat. Dan mengingat letak ayat, sangat membantu mengingat ayat.
17-Disiplin dalam memanfaatkan setiap waktu luang. Bagi penghafal Al Qur’an, ”menunggu adalah waktu yang sangat menyenangkan”
18-Menjauhi segala hal-hal yang sia-sia ( banyak ngobrol, banyak melamun, mendengar atau melihat hal yang sia-sia, dsb), lebih-lebih yang haram.(QS. 23:3, 25;72, 28;55). Rasulullah saw bersabda:” janganlah kalian banyak bicara tanpa dzikrullah, karena sensungguhnya banyak bicara tanpa dzikrullah ada dapat menjadikan kerasnya hati. Dan sejauh-jauh hamba dari Allah adalah yang hatinya keras. (HR. At Turmudzi, dan Al Baihaqi)
19-Senantiasa berdoa agar dimudahkan dalam menghafal AL Qur’an (QS.20;114). Setiap selesai sholat fardhu, sholat sunnah, sebelum dan sesudah membaca Al Qur’an, dan sesering mungkin. Karena tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan (seizin) Allah Yang Maha Tinggi dan Maha Agung.(QS. 75;17)
20-Ber’azam :sekali hafal tidak boleh lupa selamanya (seumur hidup). Jangan sampai dikemudian hari kita menjadi mantan hafidz qur’an, atau kita mengatakan : dulu saya hafal surat ini dan itu, dulu saya hafal sekian juz, dulu saya rajin muroja’ah, atau dulu hafalan Qur’an saya banyak, dsb. na’udzubillah.


SELAMAT MENCOBA, SEMOGA ALLAH MEMBERIKAN TAUFIQ KEPADA KITA SEMUA. AMIIN.

tanyalah pada hati nuranimu اسْتَفْتِ قَلْبَكَ

قال رسول الله صلى الله عليه وسلم :اسْتَفْتِ قَلْبَكَ الْبِرُّ مَا اطْمَأَنَّتْ إِلَيْهِ النَّفْسُ وَالْإِثْمُ مَا حَاكَ فِي النَّفْسِ وَتَرَدَّدَ فِي الصَّدْرِ وَإِنْ أَفْتَاكَ النَّاسُ وَأَفْتَوْكَ )رواه أحمد)

Rasulullah Saw bersabda : tanyakan pada hati nuranimu, kebajikan adalah apa yang membuat jiwa dan hatimu tenteram, sedangkan dosa adalah apa yang membuat jiwa dan hatimu gelisah, meskipun orang lain membenarkanmu. (HR Ahmad)


وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ (روه البخاري ومسلم وأحمد)

Barang siapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir hendaklah berkata baik atau diam (HR. Bukhori, Muslim, Ahmad)


وَلَا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُولًا

dan janganlah kamu mengikuti apa yang tidak memiliki ilmu tentangnya, sesungguhnya pendengaran, pengelihatan, dan hati akan diminta pertanggungjawabannya. (QS. Al Isro 36)


يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَتَّخِذُوا آبَاءَكُمْ وَإِخْوَانَكُمْ أَوْلِيَاءَ إِنِ اسْتَحَبُّوا الْكُفْرَ عَلَى الْإِيمَانِ وَمَنْ يَتَوَلَّهُمْ مِنْكُمْ فَأُولَئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ

Hai orang-orang yang beriman janganlah kalian menjadikan bapak-bapak kalian dan saudara-saudara kalian sebagai pemimpin jika mereka lebih menyukai kekufuran daripada keimanan. Dan barang siapa diantara kalian yang menjadikan mereka pemimpin (pelindung) maka mereka itu adalah orang-orang yang dholim.(QS At Taubah :23)


لَا تَجِدُ قَوْمًا يُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ يُوَادُّونَ مَنْ حَادَّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَلَوْ كَانُوا آبَاءَهُمْ أَوْ أَبْنَاءَهُمْ أَوْ إِخْوَانَهُمْ أَوْ عَشِيرَتَهُمْ أُولَئِكَ كَتَبَ فِي قُلُوبِهِمُ الْإِيمَانَ وَأَيَّدَهُمْ بِرُوحٍ مِنْهُ وَيُدْخِلُهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ أُولَئِكَ حِزْبُ اللَّهِ أَلَا إِنَّ حِزْبَ اللَّهِ هُمُ الْمُفْلِحُونَ

Engkau tidak akan mendapatkan suatu kaum yang beriman kepada Allah dan Hari Akhirat saling berkasih sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan RasulNya, walaupun orang-orang itu adalah bapaknya, anaknya, saudaranya, atau keluarganya. Mereka itulah orang-orang yang dalam hatinya telah ditanamkah oleh Allah keimanan dan Allah menguatkan mereka dengan pertolongan yang dating dariNya. Lalu dimasukkanNya mereka ke surga yang mengalir dibawahnya sungai-sungai, mereka kekal didalamnya. Allah ridlo terhadap mereka dan merekapun ridlo kepadaNYa. Merekala golongan Allah, ingatlah sesungguhnya golongan Allah itulah yang beruntung.(QS. Al Mujadilah :22)


Ust. Arham Ahmad

MENYEMBELIH SESUAI SYARIAT VS MENYEMBELIH CARA BARAT

Di bawah ini adalah tulisan yang disadur dan diringkas oleh *Usman EffendiAS.,dari makalah tulisan Nanung Danar Dono, S.Pt., M.P., SekretarisEksekutif LP.POM-MUI Propinsi DIY dan Dosen Fakultas Peternakan UGMYogyakarta:*

Melalui penelitian ilmiah yang dilakukan oleh dua staf ahli peternakan dariHannover University, sebuah universitas terkemuka di Jerman. Yaitu: Prof.Dr.Schultz dan koleganya, Dr. Hazim. Keduanya memimpin satu tim penelitianterstruktur untuk menjawab pertanyaan: manakah yang lebih baik dan palingtidak sakit, penyembelihan secara Syari’at Islam yang murni (tanpa prosespemingsanan) ataukah penyembelihan dengan cara Barat (dengan pemingsanan)?

Keduanya merancang penelitian sangat canggih, mempergunakan sekelompok sapiyang telah cukup umur (dewasa). Pada permukaan otak kecil sapi-sapi itudipasang elektroda (microchip) yang disebut *Electro-Encephalograph (EEG)*.Microchip EEG dipasang di permukaan otak yang menyentuh titik (panel) rasasakit di permukaan otak, untuk merekam dan mencatat derajat rasa sakit sapiketika disembelih. Di jantung sapi-sapi itu juga dipasang *ElectroCardiograph (ECG*) untuk merekam aktivitas jantung saat darah keluar karenadisembelih.

Untuk menekan kesalahan, sapi dibiarkan beradaptasi dengan EEG maupun ECGyang telah terpasang di tubuhnya selama beberapa minggu. Setelah masaadaptasi dianggap cukup, maka separuh sapi disembelih sesuai dengan SyariatIslam yang murni, dan separuh sisanya disembelih dengan menggunakan metodepemingsanan yang diadopsi Barat.

Dalam Syariat Islam, penyembelihan dilakukan dengan menggunakan pisau yangtajam, dengan memotong tiga saluran pada leher bagian depan, yakni: saluranmakanan, saluran nafas serta dua saluran pembuluh darah, yaitu: *arterikarotis* dan*vena jugularis*.

Patut pula diketahui, syariat Islam tidak merekomendasikan metoda atauteknik pemingsanan. Sebaliknya, Metode Barat justru mengajarkan atau bahkanmengharuskan agar ternak dipingsankan terlebih dahulu sebelum disembelih.

Selama penelitian, EEG dan ECG pada seluruh ternak sapi itu dicatat untukmerekam dan mengetahui keadaan otak dan jantung sejak sebelum pemingsanan(atau penyembelihan) hingga ternak itu benar-benar mati. Nah, hasilpenelitian inilah yang sangat ditunggu-tunggu!

Dari hasil penelitian yang dilakukan dan dilaporkan oleh Prof. Schultz danDr. Hazim di Hannover University Jerman itu dapat diperoleh beberapa halsbb.:

*Penyembelihan Menurut Syariat Islam*

Hasil penelitian dengan menerapkan praktek penyembelihan menurut SyariatIslam menunjukkan:

Pertamapada 3 detik pertama setelah ternak disembelih (dan ketiga saluran padaleher sapi bagian depan terputus), tercatat tidak ada perubahan pada grafikEEG. Hal ini berarti bahwa pada 3 detik pertama setelah disembelih itu,tidak ada indikasi rasa sakit.

Keduapada 3 detik berikutnya, EEG pada otak kecil merekam adanya penurunan grafiksecara bertahap yang sangat mirip dengan kejadian deep sleep (tidur nyenyak)hingga sapi-sapi itu benar-benar kehilangan kesadaran. Pada saat tersebut,tercatat pula oleh ECG bahwa jantung mulai meningkat aktivitasnya.

Ketigasetelah 6 detik pertama itu, ECG pada jantung merekam adanya aktivitas luarbiasa dari jantung untuk menarik sebanyak mungkin darah dari seluruh anggotatubuh dan memompanya keluar. Hal ini merupakan refleksi gerakan koordinasiantara jantung dan sumsum tulang belakang (spinal cord). Pada saat darahkeluar melalui ketiga saluran yang terputus di bagian leher tersebut, grafikEEG tidak naik, tapi justru drop (turun) sampai ke zero level (angka nol).Hal ini diterjemahkan oleh kedua peneliti ahli itu bahwa: “No feeling ofpain at all!” (tidak ada rasa sakit sama sekali!).

Keempatkarena darah tertarik dan terpompa oleh jantung keluar tubuh secaramaksimal, maka dihasilkan healthy meat (daging yang sehat) yang layakdikonsumsi bagi manusia. Jenis daging dari hasil sembelihan semacam inisangat sesuai dengan prinsip Good Manufacturing Practise (GMP) yangmenghasilkan Healthy Food.

*Penyembelihan Cara Barat*

Pertamasegera setelah dilakukan proses stunning (pemingsanan), sapi terhuyung jatuhdan collaps (roboh). Setelah itu, sapi tidak bergerak-gerak lagi, sehinggamudah dikendalikan. Oleh karena itu, sapi dapat pula dengan mudah disembelihtanpa meronta-ronta, dan (tampaknya) tanpa (mengalami) rasa sakit. Pada saatdisembelih, darah yang keluar hanya sedikit, tidak sebanyak bila disembelihtanpa proses stunning (pemingsanan).

Keduasegera setelah proses pemingsanan, tercatat adanya kenaikan yang sangatnyata pada grafik EEG. Hal itu mengindikasikan adanya tekanan rasa sakityang diderita oleh ternak (karena kepalanya dipukul, sampai jatuh pingsan).

Ketigagrafik EEG meningkat sangat tajam dengan kombinasi grafik ECG yang drop kebatas paling bawah. Hal ini mengindikasikan adanya peningkatan rasa sakityang luar biasa, sehingga jantung berhenti berdetak lebih awal. Akibatnya,jantung kehilangan kemampuannya untuk menarik dari dari seluruh organ tubuh,serta tidak lagi mampu memompanya keluar dari tubuh.

Keempatkarena darah tidak tertarik dan tidak terpompa keluar tubuh secara maksimal,maka darah itu pun membeku di dalam urat-urat darah dan daging, sehinggadihasilkan unhealthy meat (daging yang tidak sehat), yang dengan demikianmenjadi tidak layak untuk dikonsumsi oleh manusia. Disebutkan dalam khazanahilmu dan teknologi daging, bahwa timbunan darah beku (yang tidak keluar saatternak mati/disembelih) merupakan tempat atau media yang sangat baik bagitumbuh-kembangnya bakteri pembusuk, yang merupakan agen utama merusakkualitas daging.

*Bukan Ekspresi Rasa Sakit!*

Meronta-ronta dan meregangkan otot pada saat ternak disembelih ternyatabukanlah ekspresi rasa sakit! Sangat jauh berbeda dengan dugaan kitasebelumnya! Bahkan mungkin sudah lazim menjadi keyakinan kita bersama, bahwasetiap darah yang keluar dari anggota tubuh yang terluka, pastilah disertairasa sakit dan nyeri. Terlebih lagi yang terluka adalah leher dengan lukaterbuka yang menganga lebar…!

Hasil penelitian Prof. Schultz dan Dr. Hazim justru membuktikan yangsebaliknya. Yakni bahwa pisau tajam yang mengiris leher (sebagai syariatIslam dalam penyembelihan ternak) ternyata tidaklah ‘menyentuh’ saraf rasasakit. Oleh karenanya kedua peneliti ahli itu menyimpulkan bahwa sapimeronta-ronta dan meregangkan otot bukanlah sebagai ekspresi rasa sakit,melainkan sebagai ekspresi ‘keterkejutan otot dan saraf’ saja (yaitu padasaat darah mengalir keluar dengan deras). Mengapa demikian? Hal ini tentutidak terlalu sulit untuk dijelaskan, karena grafik EEG tidak membuktikanjuga tidak menunjukkan adanya rasa sakit itu.

Nah, jelas bukan, bahwa secara ilmiah ternyata penyembelihan secara syariatIslam ternyata lebih 'berperikehewanan'. Apalagi ditambah dengan anjuranuntuk menajamkan pisau untuk mengurangi rasa sakit hewan sembelihan :

*“Sesungguhnya Allah menetapkan ihsan (kebaikan) pada segala sesuatu. Makajika kalian membunuh hendaklah kalian berbuat ihsan dalam membunuh, danapabila kalian menyembelih, maka hendaklah berbuat ihsan dalam menyembelih.(Yaitu) hendaklah salah seorang dari kalian menajamkan pisaunya agarmeringankan binatang yang disembelihnya.” (H.R. Muslim).

Monday 24 January 2011

Jadwal Majlis Ta'lim Al-Muhtadun per Januari 2011

Ahad, maghrib s/d isya:

Pekan-1: Kajian Tazkiyatun-Nafs [Ust. Muhammad Rofiq, Lc]
Pekan-2: Kajian Siroh Nabawiyah [Ust. Elvin Sasmita]
Pekan-3: Kajian Fiqih [Ust. Iwan Setiawan, Lc]
Pekan-4: Kajian Aqidah [Ust. Yudi]
Pekan-5: Kajian Tematik

Sabtu, shubuh: Kajian Tafsir Munir [Ust. Drs. H. Ibnu Hajar]